Sabtu, 12 Januari 2013

"si anida" -ga maksud ga sopan sama yang namanya anida-


ga maksud ga sopan sama yang namanya anida. maaph-maaph ya. karena yang saiah maksud tokoh kita kali ini adalah: sianida (plis ga pake dipotong jadi si anida).

kenapa bahas yang ini dulu (sekarang?!)?

pengen aja…he13x, terserah saiah dong...

mungkin karena saiah baru baca detektif conan lagi (padahal minimal sebulan sekali juga baca kali), yang kebetulan sianida yang lagi jadi tersangka utamanya. n sebenernya lumayan banyak si kalo di DC mah yang jadiin sianida sebagai racun pembunuh, termasuk DC no 26 yang paling diinget, soalnya conannya lagi jadi shinichi…he13x…ga nyambung…#abaikan
Agatha Christie (Hercule Poirot maksudnya) juga nanganin kasus pembunuhan Rosemary di Kenangan Kematian (Sparkling Cyanide) karena lagi-lagi sianida jadi senjata pembunuhnya. intinya mah sianida emang biasa jadi seleb-nya racun pembunuh di cerita-cerita detektif yang secara sengaja emang saiah sukai sangat...

Nah buat nambah info, sekalian aja coba kita bahas senyawa yang satu ini…

Sianida adalah kelompok senyawaan yang mengandung gugus C≡N. Senyawaan ini merupakan zat beracun yang sangat mematikan. Inget ya sekali lagi ga usah motong suku kata di “si dan anida”…karena temen saiah yang namanya anida sama sekali bukan psikopat buronan RSJ yang maniak happy tree friends, atau mungkin sejenis makhluk yang bahkan tatapannya aja mematikan kayak basilisk di Harry Potter n the chamber of secret…ga sama sekali, sodara-sodara…(eh kita lagi bahas apaan si?...ok…kembali ke sianida…)

Sianida dah dikenal sebagai zat pembunuh sejak berabad-abad lalu (yailah masa berabad-abad kemudian?...gimana kenalannya?...). Efek dari sianida ini sangat cepat dan dapat mengakibatkan kematian dalam jangka waktu beberapa menit. Efek utama sianida adalah menghambat respirasi seluler, yang mencegah tubuh terkena oksigen. Sianida dalam bentuk hydrogen sianida (HCN) berada dalam bentuk cairan tidak berwarna atau biru pucat yang mudah menguap. Bentuk lain dari sianida ialah natrium sianida dan kalium sianida yang berbentuk serbuk dan berwarna putih.

Identifikasi senyawa sianida sendiri baru dilakukan pada tahun 1782 oleh ahli kimia yang berasal dari Swedia, Scheele, yang kemudian meninggal akibat keracunan sianida di dalam laboratoriumnya sendiri (hmmm…ckckck…nasib ga punya binatang percobaan: tak ada kelinci, diri sendiri pun jadi…he13x..ga gitu juga kali ya..).

Pada zaman kerajaan Romawi, sianida digunakan sebagai senjata untuk meracuni anggota keluarga kerajaan dan orang-orang yang dianggap dapat mengganggu keamanan. Ga itu saja, Napoleon III mengusulkan untuk menggunakan sianida pada bayonet pasukannya. Di perang dunia I, Perancis menggunakan HCN yang berbentuk gas. Selama perang dunia II, Nazi Jerman menggunakan HCN yang mereka sebut Zyklon B untuk menghabisi ribuan rakyat sipil dan tentara musuh.

Sekejam itukah sianida?

Ya, sebenernya mah, bukan sianida-nya juga yang kejam kalo dipake ngebunuh banyak orang. Semuanya juga tergantung sama orang yang manfaatin senyawa ciptaan Allah dengan potensi membunuhnya ini buat apaan. Selain buat membunuh (eh, maksdunya dipake buat kepentingan militer), sebenernya pemakaian sianida di industry juga banyak ko. Ratusan bahkan ribuan ton sianida dibentuk oleh dunia ini tiap harinya. Sianida banyak digunakan untuk bidang kimia, pembuatan plastik, penyaringan emas dan perak, metalurgi, anti jamur dan racun tikus.

Sebenernya sianida juga banyak terdapat di makanan yang biasa kita konsumsi, kayak tomat, apel, kentang, kacang almond, singkong, ceri, dll…tapi tenang aja karena biasanya kandungannya kecil, jadi ga bakalan sampe bikin mati. Tapi beberapa kasus keracunan sianida juga banyak dilaporkan setelah memakan singkong dan kacang. Singkong pada beberapa negara yang baru berkembang masih menjadi makanan utama dan dianggap sebagai biang kerok tingginya tropical ataxic neuropathy di negara-negara ini…hmm…mungkin intinya mah tetep ya, kalo makan itu cukup secukupnya aja, ga usah lebai, missal makan kacang almond 1 kg sehari sendiri doang…ngundang malaikat maut itu mah namanya..

Penderita keracunan sianida pada dosis tinggi akan mengalami rasa pedih pada mata, napas tersengal dan sulit bernapas. Selanjutnya penderita akan mengalami rasa nyeri di kepala, gangguan pernapasan, dan kecemasan. 15 detik kemudian akan segera hilang kesadaran. Napas antara ada dan tiada sampe sekitar 5-8 menit, sampe akhirnya beneran ga bisa napas alias meninggal.

Dalam dosis rendah, gejala keracunan sianida baru keliatan setelah 15-30 menit. Gejalanya mulai dari sakit kepala, sulit bernapas, cemas, keluar banyak keringat, warna kulit kemerah-merahan, vertigo…sampe gejala akhirnya bisa ampe koma…kl dah mulai ngerasa gejala-gejala awal keracunan, mending segera kasih antidot sianida… salah duanya bisa natrium nitrit dan natrium thiosulfat untuk mencegah keracunan yang lebih serius. Kalo korban dalam keadaan ga sadar, mending ikut kata iklan obat: bila sakit berlanjut, hubungi dokter (ga perlu hubungi malaikat maut, itu mah bisa datang tanpa diundang), segera ditata laksana di rumah sakit karena bila terlambat dapat berakibat kematian.

Hmm...jd inget lagi kasus DC no berapa ya lupa…pelakunya make tiosulfat buat netralin sianida. Tapi tiosulfatnya ditaro di sapu tangannya gitu… jadi conan bisa ngebuktiin kl sapu tangan itu barang bukti pelaku ngeracunin dengan netesin larutan iodine di saputangan yang dah mengandung tiosulfat…karena iodine yang harusnya warnanya coklat ungu merah ga jelas gitu jadi tak berwarna kalo di larutan tiosulfat…hmmm…jadi inget prinsip-prinsip pesan rahasia waktu festival kimia (FCF) di sekolah beberapa tahun silam….

Baiklah sampe di sini dulu kenalan sama salah satu senyawa kimia kita….insyaallah akan dilanjutkan dengan info-info lainnya yang berhubungan or ga berhubungan sama kimia, tapi tetep saiah paksain posting….okeh?... c u.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar