Lama banget rasanya ga posting apapun. entah sibuk entah sok sibuk. kayaknya si yang kedua. he13x. soalnya biasanya sesibuk-sibuknya seorang saiah kalo lagi pengen posting mah posting aja…
jadi intinya saiah sedang berperan sebagai pemalas yang sok sibuk ampe ga sempet posting…ga penting juga si, cuma pengen menuangkan setiap peristiwa dalam tinta yang lebih abadi dari pada hanya terpendam dalam hati yang mungkin akan segera dilupakan seiring waktu bergerak melintas… menyisakan sedikit memori tentang hidup dan perjalanannya.
Menjelang akhir juli 2012
Saiah pikir setiap orang sama, tak mau bahkan dalam mimpi sekalipun untuk menunjukkan kelemahannya di depan orang lain. pun saiah. sebagai seorang guru sebenarnya saiah menolak sungguh menunjukkan kelemahan saiah di depan murid-murid saiah. Karena dalam bayangan saiah, seharusnya saiah yang jadi teladan tanpa cacat buat mereka, menjadi jagoan untuk apapun dan kapanpun…tapi toh nyatanya buat saiah itu sangat berbeda…
mungkin di satu sisi saiah memang lemah, tak bisa menahan bendungan air mata saat harus kesal mengurusi mereka yang mengaku bernama murid, yang kebetulan justru “dianugrahi” ambisi mengerjai gurunya tak kenal lelah…sampe sering kali saiah harus menunjukkan kelemahan saiah, meneteskan butir-butir bening tak terkendali…
sebenernya saiah marah pada diri sendiri, kenapa saiah begitu lemah di depan murid-murid saiah? Kesal dengan kelakuan mereka yang justru anehnya malah merasa bangga saat berhasil membuat saiah menangis…
Pun dengan akhir juli kemarin…lagi-lagi saiah harus menangis…kenapa? saiah sendiri sungguh tak mengerti kenapa ia terus mengalir? Kenapa ia tak bisa dibendung? Andai bisa...Sungguh ego tak mengijinkan itu!!!
Tapi mungkin manusia (saiah) itu memang egois…
Saat seseorang memutuskan untuk tak lagi berada di sana, di tempat selama ini saiah bisa melihatnya, mengajarinya, menegurnya, bahkan memarahinya dan menumpahkan air mata karenanya…
Tetap saja sulit menerima setiap yang bernama perpisahan
Padahal yang diucapkannya hanya: “insyaallah...ana ga akan bikin bunda nangis lagi…”
Kenapa saat itu justru rasanya lebih baik buat saiah menangis dari pada harus kehilangannya bukan pada waktunya?
Hmmmm…aneh…untuk apa ia mengalir? Untuk setiap peluang pengalaman berharga yang tak terlaksana? Untuk setiap pelajaran hidup yang tak akan lagi terlewati bersama? Untuk ketidakyakinan bahwa apa yang dituju tidak lebih baik daripada apa yang ditinggalkan?
Saiah sungguh tak tahu…
Hanya berharap bahwa ini memang akan jadi yang terbaik untuk yang ditinggalkan maupun yang meninggalkan…
#Buat saiah, antum tetap intamers muslim, bagian dari penjaga islam yang terpercaya, maka tetaplah seperti itu, selalu…
"saiah"---- hihihih,, ngakak
BalasHapusapa coba?... baru tau saiah kalo orang ngakak itu bunyinya : hihihi...#horor..
Hapus